Jumat, 01 Juli 2011

FISIOTERAPI DADA

FISIOTERAPI DADA


A.     Pengertian

Fisioterapi adalah suatu cara atau bentuk pengobatan untuk mengembalikan fungsi suatu organ tubuh dengan memakai tenaga alam. Dalam fisioterapi tenaga alam yang dipakai antara lain listrik, sinar, air, panas, dingin, massage dan latihan yang mana penggunaannya disesuaikan dengan batas toleransi penderita sehingga didapatkan efek pengobatan.


Fisioterapi dada adalah salah satu dari pada fisioterapi yang sangat berguna bagi penderita penyakit respirasi baik yang bersifat akut maupun kronis. Fisioterapi dada ini walaupun caranya kelihatan tidak istimewa tetapi ini sangat efektif dalam upaya mengeluarkan sekret dan memperbaiki ventilasi pada pasien dengan fungsi paru yang terganggu. Jadi tujuan pokok fisioterapi pada penyakit paru adalah mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernafasan dan membantu membersihkan sekret dari bronkus dan untuk mencegah penumpukan sekret, memperbaiki pergerakan dan aliran sekret. Fisioterapi dada ini dapat digunakan untuk pengobatan dan pencegahan pada penyakit paru obstruktif menahun, penyakit pernafasan restriktif termasuk kelainan neuromuskuler dan penyakit paru restriktif karena kelainan parenkim paru seperti fibrosis dan pasien yang mendapat ventilasi mekanik. Fisioterapi dada ini meliputi rangkaian : postural drainage, perkusi, dan vibrasi.
Kontra indikasi fisioterapi dada ada yang bersifat mutlak seperti kegagalan jantung, status asmatikus, renjatan dan perdarahan masif, sedangkan kontra indikasi relatif seperti infeksi paru berat, patah tulang iga atau luka baru bekas operasi, tumor paru dengan kemungkinan adanya keganasan serta adanya kejang rangsangan.

B.     Postural drainase

Postural drainase (PD) merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi.. Mengingat kelainan pada paru bisa terjadi pada berbagai lokasi maka PD dilakukan pada berbagai posisi disesuaikan dengan kelainan parunya. Waktu yang terbaik untuk melakukan PD yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelumtidur pada malam hari.

PD dapat dilakukan untuk mencegah terkumpulnya sekret dalam saluran nafas tetapi juga mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi atelektasis. Pada penderita dengan produksi sputum yang banyak PD lebih efektif bila disertai dengan clapping dan vibrating.




Indikasi untuk Postural Drainase

1.      Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret yaitu pada :
a.       Pasien yang memakai ventilasi
b.      Pasien yang melakukan tirah baring yang lama
c.       Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik atau bronkiektasis
d.      Pasien dengan batuk yang tidak efektif .
2.      Mobilisasi sekret yang tertahan :
a.     Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh sekret
b.    Pasien dengan abses paru
c.     Pasien dengan pneumonia
d.    Pasien pre dan post operatif
e.     Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau batuk


Kontra indikasi untuk postural drainase :

  1. Tension pneumotoraks
  2. Hemoptisis
  3. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark miokard akutrd infark dan aritmia.
  4. Edema paru
  5. Efusi pleura yang luas


Fisiologi Organ Terkait

1.      Lobus Kanan Atas :
a.       Segmen apical
b.      segmen posterior
c.       Segmen anterior

2.      Lobus Kanan Tengah :
a.       Segmen lateral
b.      Segmen medial

3.      Lobus Kanan Bawah :
a.       segmen superior
b.      segmen basal anterior
c.       segmen basal lateral
d.      segmen basal posterior
e.       segmen basal medial



Peralatan :

  1. Bantal 2 atau 3 buah
  2. Papan pengatur posisi
  3. Tisu wajah
  4. Segelas air
  5. Sputum pot


Prosedur Kerja :

  1. Cuci tangan
  2. Pilih area yang tersumbat yang akan di drainage berdasarkan pengkajian semua area paru, data klinis, dan chast x-ray.
  3. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat.
  4. Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit.
  5. Selama 10-15 menit drainage pada posisi tersebut, lakukan perkusi dan vibrasi dada diatas area yang di rainage.
  6. Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan batukbila tidak bisa batuk lakukan suction. Tampung sputm disputum pot.
  7. Minta klien istirahat sebentar bila perlu
  8. Anjurkan klien minum sedikit air.
  9. Ulangi lagkah 3-8 sampai semua area tersumbat terdrainage
  10. Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.
  11. Cuci tangan
  12. Dokumentasikan.


Hal yang perlu diperhatikan

  1. Batuk dua atau tiga kali berurutan setelah setiap kali berganti posisi.
  2. Minum air hangat setiap hari sekitar 2 liter
  3. Jika harus menghirup bronkodilator, lakukanlah 15 menit sebelum drainage
  4. Lakukan laihan nafas dan latihan lain yang dapat membantu mengencerkan lendir.


C.     VIBRASI

Vibrasi merupakan getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang secara manual pada dinding dada klien dengan tujuan menggerakkan sekret ke jalan napas yang besar.

Prosedur kerja :
1.      Letakkan tangan, telapak tangan menghadap kebawah didaerah dada yang akan didrainage. Satu tangan diatas tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama dan ekstensi. Carayang lain tangan bisa     diletakan secara bersebelahan.
2.      Anjurkan klien menarik nafas dalam-dalam melaui hidung dan menghembuskan nafas secara perlahan lewat mulut atau pursed lips.
3.      Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan gunakan hampir semua tumit tangan. Getarkan tangan, gerakkan kearah bawah. Hentikan getaran jika klien melakukan insipirasi.
4.      Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien untuk batuk dan keluarkan sekret kedalam tempat sputum.



D.    PERKUSI

Perkusi adalah tepukan dilakukan pada dinding dada atau punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkok.


Indikasi

Perkusi secara rutin dilakukan pada pasien yang mendapat postural drainase, jadi semua indikasi postural drainase secara umum adalah indikasi perkusi.

Prosedur :

  1. Tutup area yang akan dilakukan perkusi dengan handuk atau pakaian untuk mengurangi ketidaknyamanan
  2. Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat, untuk meningkatkan relaksasi
  3. Perkusi pada tiap segman paru selama 1-2 menit
  4. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah terjadi cedera, seperti:mammae, sternum, dan ginjal.


Perkusi harus dilakukan hati-hati pada keadaan :

  1. Patah tulang rusuk
  2. Emfisema subkutan daerah leher dan dada
  3. Skin graf yang baru
  4. Luka bakar, infeksi kulit
  5. Emboli paru
  6. Pneumotoraks tension yang tidak diobati

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar