Kamis, 30 Juni 2011

SAP MATERI PENYULUHAN HIPERTENSI DAN CVA ATAU STROKE

MATERI PENYULUHAN
HIPERTENSI DAN CVA ATAU STROKE

1.      Hipertensi
Definisi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang menetap diatas normal, sistolik diatas 140 mmHg dan diastolic diatas 90 mmHg (Smelzer dan Bare, 2000)
Klasifikasi Hipertensi
No
Klasifikasi
Tekanan Darah
Sistolik
Diastolic
1.
Normal
< 120
<80
2.
Normal tinggi
130 – 139
85-89
3.
Hipertensi ringan (Stad 1)
140 – 159
90 – 99
4.
Hipertensi sedang (stad 2)
160 – 179
100 – 109
5.
Hipertensi berat (stad 3)
180 – 209
110 – 119
6.
Hipertensi sangat berat (stad 4)
>210
>120
Jenis Hipertensi
a.       Hipertensi primer
b.      Hipertensi sekunder
·        Penyempitan arteri
·        Obat-obatan
·        Disfungsi organ
·        Tumor
·        Kehamilan
Penyebab Hipertensi
Ø      Gangguan emosi/kecemasan/ketakutan
Ø      Konsumsi alcohol
Ø      Konsumsi kopi berlebihan
Ø      Tembakau/rokok
Ø      Obat-obatan yang merangsang
Ø      Keturunan
Tanda dan gejala
·        Peningkatan tekanan darah
·        Sakit kepala/Pusing
·        Mudag marah
·        Sukar tidur
·        Rasa berat ditengkuk
·        Mata berkunang-kunang

Cara mencegah Hipertensi
ü      Berhenti merokok
ü      Kurangi berat badan
ü      Kurangi konsumsi garam
ü      Berhenti konsumsi alcohol
ü      Pola hidup sehat, olah raga teratur dan cukup
ü      Pola makanan sehat dan rendah kolestrol

Komplikasi yang mungkin
o       Gangguan jantung, gagal jantung
o       Gangguan neurology, stroke
2.      STROKE (CVA)
1.      Definisi
CVA atau stroke adalah kematian jaringan otak akibat kekurangan aliran darah dan oksigen pada jaringan otak.
Stroke merupakan suatu sindroma klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif, cepat, berupa defisist neurologist local, dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak nontraumatik(Mansyoer, 2000).
Stroke adalah mati atau terganggunya aliran darah secara mendadak ke salah satu atau lebih wilayah pengaturan otak akibat saluran darahnya tersumbat atau pecah (PKMRS – RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

2.      Penyebab
2.1 Penyebab Penyakit stroke antara lain :
1.      Infark otak
2.      Perdarahan pada otak
3.      Tanda dan Gejala Penyakit CVA atau Stroke
a)      Derajat Ringan
-         Kesemutan pada separuh badan sementara
-         Kepala terasa berputar-putar saat bangun tidur
-         Salah satu sandal terlepas tanpa terasa
b)      Derajat sedang
-         Kelumpuhan pada tangan/kaki atau salah satu sisi tubuh dalam waktu yang lama
-         Sulit bicara, pelo, bicara tidak jelas
-         Kehilangan daya ingat/konsentrasi
-         Perubahan perilaku : bicara tidak menentu, mudah marah, prilaku seperti anak kecil.
c)      Derajat Berat
-         Gejala stroke bertambah parah
-         Sering terjadi penurunan tingkat kesadaran sampai dengan koma
-         Ketidak mampuan aktivitas
-         Gangguan menelan
Semua gejala di atas disebabkan karenagangguan saraf yang ada di otak akibat gangguan sirkulasi darah diotak sehingga mengganggu fungsi kerja organ  lain


4.      Pencegahan Penyakit CVA atau Stoke
            Tingkat Kesembuhan Penyakit Stroke
-         Stroke ringan dapat sembuh secara sempurna tanpa gejala sisa.
-         Kerusakan yang luas dapat sembuh tapi meninggalkan kecacatan.
-         Stroke yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah biasanya mempunyai harapan yang kecil untuk sembuh.


            Cara Pencegahan Serangan Penyakit CVA atau Stroke
Cara pencagahan serangan atau kambuhnya penyakit CVA atau Stroke antara lain dengan tetap menerapkan pola hidup sehat pasca stroke seperti :
1.      Menghentikan konsumsi alkohol
2.      Diet rendah kolestrol dan rendah garam
3.      Hindari merokok
4.      Hentikan penyalahgunaan obat.
5.      Hindari peningkatan berat badan drastic.
6.      Hindari Stress
7.      Latihan/Olahraga teratur sesuai kemampuan


5.      Perawatan Pasien CVA atau Stroke di rumah
Cara perawatan pasien di rumah yang harus diperhatikan meliputi :
5.1 Penatalaksanaan Umum Pasien Stroke
·        Penderita Stroke harus segera mendapatkan perawatan oleh tenaga kesehatan dan harus segera dibawah ke rumah sakit.
·        Jika penderita demam harus segerah diberikan kompres dingin dan obat penurun panas.
·        Awasi penderita saat makan, karena penderita stroke mungkin mengalami kerusakan saraf yang dapat menyebabkan kesulitan menelan dan resiko tersedak.
·        Penderita harus dilakukan mobilisasi dan fisioterapi secara teratur.

5.2 Diet pada Penderita Stroke
      Penderita Stroke harus menjaga pola makan terutama bila hipertensi belum terkontrol. Makanan yang harus dikurangi garam/makanan asin, petai/jengkol

SAP MATERI PENYULUHAN DIABETES MELITUS

MATERI PENYULUHAN
DIABETES MELITUS

I.        DEFINISI

v     Diabetes mellitus merupakan kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemaa.
v     Diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai lesi pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron.
v     Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetic dan klinis termasuk heterogen dengan menifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.
v     Diabetes mellitus merupakan penyakit yang disebabkan karena ketidakseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan insulin. Akibatnya tubuh mengalami gangguan metabolisme yang diindasikan dengan adanya intoleransi glukosa yang secara lanjut (jangka panjang) dapat menimbulkan kerusakan secara mikrokopis maupun makroskopis.

II.     ETIOLOGI

·        DM tipe I: ditandai oleh pengaturan sel-sel β Pankreas.
Penyebabnya: kombinasi faktor genetik, imunologi, dan lingkungan.
à        Faktor genetik: penderita mewarisi suatu predisposisi/kecenderungan genetik ke arah DM tipe I. Ditemukan antigen HLA (Human Leucocyte Antigen).
à        Faktor imunologi: terdapat suatu respon imun abnormal.
à        Faktor lingkungan: virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan destruksi sel β, misalnya MUMPS, Rubella, Cytomegalovirus Krosik atau obat/toksin.
·        DM tipe II: penyakit hiperglikema akibat insensitivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin menurunatau berada dalam rentang normal karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel β Pankreas.

III.  FAKTOR RESIKO

Faktor resiko terjadinya DM:
ü      Usia (resisten insulin meningkatpada usia >65 tahun)
ü      Obesitas
ü      Riwayat keluarga dengan DM
ü      Kebiasaan diet yang buruk
ü      Kurang olahraga/aktivitas
ü      DM saat kehamilan
ü      Kelompok etnik

IV.  MANIFESTASI KLINIS

§ Poliuria
§   Polidipsia
§   Poliphagia
§   Glukosuria
§   Kelelahan
§   Luka lama / sukar sembuh
§   Pandangan kabur
§   Penurunan BB yang cepat
§   Kesemutan
§   Lemas
§   Gatal
§   Mengamuk (somnolen)
§   Pruritus vulva pada wanita

V.     KLASIFIKASI

Klasifikasi etiologis DM, America Diabetes Association (1997) sesuai anjuran Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) adalah:
a.       Diabetes tpe I (IDDM): tergantung insulin (destruksi sel β, umumnya menjurus ke definisi insulin absolut), autoimun dan idiopatik.
b.       Diabetes tipe II (NIDDM): tidak tergantung insulin.
Bervariasi mulai terutama dominan resiten insulin disertai defisiensi insulin relative sampai terutama defek sekresi insulin disertai resitensi insulin.
c.       Diabetes tipe lain:
1)      Defek genetik fungsi sel β:
o        Maturnity Onset Diabetes of the Young (MIDY)
o        DNA mitokondria
2)      Defek genetik kerja insulin
3)      Penyakit eksokrin Pankreas
o        Pankrestitis
o        Tumor/Pankreatektomi
o        Pankreatopati fibrokalkulus
4)      Endokrinopati: akromegali, sindroma cushing, feokromositoma,dan hipertiraodisme.
5)      Karena onat/zat kimia:
o        Vacor, pentamin, asam nikmotinat
o        Glukokortikoid, hormon tiroid
o        Tiazid, dilatin, inferon ά, dan lain-lain.
6)      Infeksi: rubella congenital, sitomegalovirus.
7)      Penyebab iminologi yang jarang: antibody, antisulin.
8)      Sindrome gentik lain yang berkaitan dengan DM: sidrome Down, sidrome Klinifilter, sindrome Turner dan lain-lain.
9)      Diabetes Mellitus Gestasional (DMG).

Klasifikasi DM dan kriterianya:
Klasifikasi DM
Ciri-ciri Klinik
Dm tipe I: Dm tergantung insulin (IDDM) (5-10% dari seluruh pendertita diabetes)
§    Awitan pada segala usia, tetapi biasanya usia muda (30 tahun)
§    Tubuh kurus, BB menurun
§    Etiologi: genetik, imunologi atau lingkungan, umur
§    Memiliki antibody sel Langerhans
§    Perlu insulin dari luar
§    Onset cepat
§    Kadar insulin rendah
§    Komplikasi akut: hipoglikemia, bila tidak insulin terjadi ketoasidoso diabetik
DM tipe II: tidak tergantung insulin (NIDDM) (90-95% dari seluruh penyandang diabetes 80% dari tipe II, nonobese 20% dari tipe II)
§    Awitan pada usia >30 tahun
§    Biasanya gemuk
§    Etiologi: obesitas, herediter
§    Tidak memiliki antibody sel Langerhans
§    Tidak perlu insulin dari luar
§    Penurunan produksi insulin endogen atau peningkatan insulin dari luar
§    Komplikasi akut: hipoglikemia, biala tidak ada insulin terjadi ketoasidoso diabetik

DM tipe lain
§    Tejadi disemua umur
§    Etiologi: disertai keadaan lain (pankreatitis, kelainan hormonal, penggunaan obat glukokortikoid)
§    Bergantung pada kemampuan pankreas untuk menghasilkan insulin

Diabetes destasional (terjadi pada sekitar 2-5 dari seluruh kehamilan)
§    Usia: Wanita hamil trismester 2/3
§    Etiologi: hormone yang disekresikan plasenta dan menghambat kerja insulin
§    Faktor resiko: obesitas, usia >30 tahun, riwayat hidup keluarga DM, pernah melahirkan bayi yang besar (>4,5 kg)

VI.        KRITERIA EVALUASI DIGNOSTIK

v     Kadar gukosa darah sewaktu >200 mg/dl
v     Kadar gukosa darah puasa >126 mg/dl
v     Kadar glukosa darah

VII.     KOMPLIKASI

a.       Akut
·         Hiperglikemia
·         Ketoasidosis
·         Hiperglikemia
·         Hipoglikemia
·         Hiperosmolar nonketotik
Tanda dan gejala:
-  Dehidrasi                             -  Deficit sensoris, motoris
-  Hipotensi                             -  Kejang
-  Anurasia                              -  Kadar glukosa darah: 60-200 mg/dl
-  Kolaps Sirkulasi                   -  Na serum & CI meningkat
-  Peningkatan suhu                  -  Peningkatan K & BUN
b.       Kronik
a.       Makroangiopati: mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak; misalya penyakit arteri koronaria, Hipertensi, Arteroskletosis, Stroke/CVA
b.       Mikroangiopati: mengenai pembuluh darah kecil, retinopati diabetic, nefropati diabetic
c.       Neuropati diabetic
d.       Rentan infeksi, seperti: tubercilosis paru, gingvitis, dan infeksi saluran kemih
e.       Kaki diabetic

VIII.   PENATALAKSANAAN

1.       Pendidikan kesehatan
Meliputi:
1)      Tes toleransi glukosa
2)      Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM
3)      Komplikasi DM
4)      Perencanaan makanan
5)      Kegiatan jasmani
6)      Pengobatan
7)      Perawatan kaki
2.       Pengendalian nutirisi
Penatalaksanaan nutrisi pada penderita diabetes diarahkan untuk mencapai tujuan berikut:
·         Memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya: vitamin dan mineral)
·         Mencapai dan mempertahankan BB ideal
·         Memenuhi kebutuhan energi
·         Mencegah frutuasi kadar glukosa setiap harinyadengan mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman dan praktis
·         Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat.
Kebutuhan nutrisi
v      Untuk penentuan status gizi dipakai BMI atau IMT (indeks masa tubuh)
BMI=IMT=BB (kg)                         N: Wanita: 18,5-22,9 kg/m2
 TB2 (m)                               Pria   : 20-24,9 kg/m2
v      Untuk kepentingan klinik praktis dan menghitung jumlah kalori denganrumus Broca
BBI: TB – 100) – 10%
Jumlah kalori: BBI x KKB + aktivitas
KKB: Wanita: 25 Kkal/Kg BB
           Pria      : 30 Kkal/Kg BB
Status Gizi: - BB kurang : <90% BBI
                    - BB normal : 90-110% BBI
                    - BB lebih : 110-120% BBI
                    - Gemuk : >120% BBI
3.       Latihan
Manfaat: -  Meningkatkan energi
-   Membakar kelbihan insulin
-   Meningkatkan kelebihan sensivitas insulin
-   Meningkatkan kadar HDL
Latihan fisik:
-   5-10 menit pemanasan
-   20-30 menit latihan aerobik (75—80 denyut jantung maksimal)
-   15-20 menit pendinginan
-   Latihan dilakukan 3-5x/minggu

4.       Obat
-          Suffanilure
-          Biquanid
-          Inhibitor glukosadainsulin sensitizing agent

IX.        PEMERIKSAAN PENUNJANG

a.       Gula darah: meningkat 200-400 mg/dl atau lebih
b.       Seton plasma (keton): positif secara mencolok
c.       Asam lemak bebas: kada lipd dan kolesterol
d.       Osmolaritas serum: meningkat, tapi biasnya kurang dari300 inch
e.       Elektrolit: Na+: normal, meningkat, menurun
 K+: normal, selanjutnya menurun
 Fosfor: menurun
f.         Hb Glukosilat: kadarnya meningkat 2-4 x normal, yang mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir.
g.       Gula darah arteri: KH menurun, HCO3 menurun (asidosis metbolic meningkat dengan kompetensi alkalosis respiratorik)
h.       Trombosit darah: HT meningkat, dehidrasi, ketoasidosis, hemokonsetrasi
i.         Ureum kreatinin meningkat
j.         Insulin darah menurun (tipe I), normal/meningkat (tipe II)
k.       Osmolalitas urine meningkat
l.         Pemeriksaan kimia darah: kolesterol, LDL, VLDL, TG, HDL, BUN