Selasa, 25 Februari 2014

LAPORAN PENDAHULUAN TB PARU


A.      Pengertian
TB Paru adalah penyakit infeksi dan menular yang disebabkan oleh kuman Micobacterium Tuberkulosis

B.       Penyebab
Micobacterium Tuberkulosis
Berbentuk batang, panjang 1-4 mikrometer dan tebal antara 0,3-0,6 mikrometer.
Berupa lemak/lipid sehingga kuman ini tahan terhadap asam dan kimiawi.
Sifat kuman ini adalah aerob yang menyukai daerah yang banyak oksigen, yaitu daerah apek paru

C.       Proses penularan
Penderita TB Paru dengan sputum BTA positif à batuk, bersin, bicara, meludah sembarangan à mengeluarkan droplet yang mengandung kuman mycobacterium tuberkolusis à melalui media udara bisa mengeluarkan 3000 droplet nuclei à terhirup oleh orang yang sehat à masuk kedalam system saluran pernapasan à reaksi sistem imun / pertahanan tubuh oleh makrofag à bila sistem imun baik – tidak berlanjut menjadi penyakit TB Paru à bila pertahanan tubuh lemah – proses infeksi akan terus berlanjut hingga akhirnya akan menjadi TB Paru

D.      Tanda dan Gejala
1.    Batuk terus menerus dengan sputum purulen berwarana kuning kehijauan lebih dari 3-4 minggu
2.    Demam sub febris dengan suhu < 40ºC
3.    Keringat dingin pada malam hari tanpa aktifitas
4.    Penurunan berat badan secara drastis
5.    Anorexia
6.    Malaise
7.    Bila belum juga mendapatkan pengobatan, maka proses penyakit akan terus berlanjut sehingga menimbulkan keluhan sesak napas, nyeri dada dan batuk darah.
E.       Pemeriksaan Penunjang
1.    Pemeriksaan sputum BTA SPS
Bila hasil pemeriksaan tersebut hasilnya positif, itu berarti pada sputum penderita  mengandung kuman micobakterium tuberkolusa, sehingga dapat dipastikan bahwa penderita tersebut menderita tuberculosis paru. Bila hasilnya negatif, perlu dilihat lagi klinis penderita serta analisis dari foto thorax
2.    Foto thorax
·      Bayangan lesi di apex atau segmen apikal lobus bawah
·      Berawan atau berbercak
·      Kavitas
·      Bercak milier
·      Efusi pleura
·      Destroyed lobe sampai destroyed lung
·      Kalsifikasi
·      Schwarte
3.    Uji tuberculin/test mantoux
Reaksi positif (area durasi 10 mm) terjadi 48 – 72 jam setelah injeksi intra dermal. Antigen menunjukan infeksi masa lalu dan adanya anti body tetapi tidak berarti menunjukan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang secara klinik sakit berarti bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mycobacterium yang berbeda.
4.    Uji resistensi OAT
Pada pasien yang sebelumnya sudah pernah diberikan pengobatan OAT tetapi penyakit TB Parunya kambuh lagi atau malah tidak kunjung sembuh, maka uji resistensi sebaiknya dilakukan apabila ada dugaan resistensi terhadap OAT

F.        Penatalaksanaan
a.    Tujuan pengobatan
Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk mengobati juga mencegah kematian, mencegah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta memutuskan mata rantai penularan. Kombinasi beberapa jenis dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua kuman dapat dibunuh. Penyakit TBC dapat disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya tahan tubuh dengan gizi yang baik.
b.    Obat Anti Tuberkolusis / OAT
·      Isoniazid (INH / H), dosis 5 mg/KgBB/hari/peroral
Bakterisid, efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif.
Dosis harian = 5 mg/kgBB
Dosis intermitten 3 kali seminggu 10 mg/kgBB
·      Rifampisin (Rif / R), dosis 10 mg/KgBB/hari/perora
Bakterisida, membunuh kuman semi dormant yang tidak dapat dibunuh oleh Isoniazid. Dosis harian maupun dosis intermitten 3 kali seminggu = 10 mg/kgBB
·      Etambutol (Eth / E), dosis 15 mg/KgBB/hari/peroral
Bakteriostatik. Dosis harian 15 mg/kgBB
Dosis intermiten 3 kali seminggu = 30 mg/kgBB
·      Pirazinamid (PZA / Z), dosis 25mg/kgBB/hari/peroral
Bakterisida, membunuh kuman di dalam sel dengan suasana asam.
Dosis harian = 25 mg/kgBB, dosis intermitten 3 kali seminngu 35 mg/kgBB
·      Streptomisin (Strept / S), dosis 15 mg/KgBB/hari/injeksi intra muscular
Bakterisida. Dosis harian ataupun dosis intermitten 3 kali seminggu = 15 mg/kgBB. Penderita berumur sampai 60 tahun, dosisnya 0,75 mg/kgBB. Penderita berumur > 60 tahun dosisnya 0,5 mg/kgBB
c.    Cara pengobatan
Pengobatan diberikan dalam 2 tahap, yaitu :
a.    Tahap Intensif/awal
Obat yang diberikan setiap hari. Bila diberikan secara tepat biasanya penderita yang menular menjadi tidak menular dalam jangka waktu 2 minggu. Sebagian penderita dengan BTA (+) menjadi (-) pada akhir pengobatan tahap intensif
b.    Tahap Intermitten/lanjutan
Jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka waktu lebih lama.
d.   Berdasarkan riwayat pengobatan
a.    Kasus baru
Belum pernah mendapat pengobatan sebelumnya, atau pernah mendapat pengobatan tidak lebih dari satu bulan.
b.    Kambuh
Sudah dinyatakan sembuh sebelumnya dan sekarang aktif lagi.  
c.    Gagal (mikroskopis positip)
Penderita yg dahaknya tetap positip setelah menjalani pengobatan selama 5 bulan atau lebih, atau penderita yg menghentikan pengobatan setelah berobat     1 – 5 bulan dan dahaknya tetap positip secara mikroskopik.
d.   Kasus Kronik
Penderita yang dahaknya tetap positip secara mikroskopik setelah menjalani pengobatan ulang dengan pengawasan yang baik.


G.    Pengkajian Keperawatan

1.    Anamnesa :
      Pasien mengeluh batuk berdahak, kental dan susah dikeluarkan
2.    TTV :  TD, RR, N, T ........ kesadaran CM, GCS 456, BB 45 Kg, TB 160 cm
3.    Inspeksi :
KU lemah, tampak batuk berdahak, kental, berwarna kuning kehijauan
Terlihat gelisah dan berkeringat dingin
4.    Palpasi :
     Taktil fremitus : teraba getaran simetris
5.    Perkusi :
     Sonor simetris
6.    Auskultasi :
     Ronkhi diseluruh area paru
7.    Saturasi oksigen = 97% tanpa O2
8.    Lab darah = sputum BTA (+++ pos), Lekosit 12rb/dL
9.   Foto thorax : gambaran infiltrat/kavitas dikedua paru
10.   Terapi pengobatan :
    - IVFD RL:D5% 1:1 drip Neurobion 5000 1 amp/kolf  20 tpm
    - Ceftriaxone 2x1 gr IV
    - OAT Kat I : H 300 / R 450 / P 750 / E 1000
    - Ambroxol 3x1 tab Po
   
 









Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan napas B/D akumulasi sekret yang kental di jalan napas, ditandai dengan :
DS :
Pasien mengeluh batuk berdahak
DO  :
TTV :  TD, RR, N, T ........ kesadaran CM, GCS 456, BB 45 Kg, TB 160 cm
KU lemah, tampak batuk berdahak, kental, berwarna  kuning kehijauan
            Terlihat gelisah dan berkeringat dingin
 Ronkhi diseluruh areaparu    
 Lab = sputum BTA (+++ pos), Lekosit 12rb/dL
Foto thorax : gambaran infiltrat/kavitas dikedua paru

Tujuan             :
Dalam waktu ... x 24 jam setelah dilakukan tindakan keperawatan bersihan jalan napas kembali efektif

Kreteria Hasil  :
·   TTV dalam batas normal, kesadaran CM
·     Pasien tidak  mengeluh batuk berdahak
·      Pasien tenang dan tidak berkeringat dingin
·      Auskultasi : Vesikuler simetris
·      Saturasi oksigen = 100% tanpa O2
·      Lab darah = konversi BTA positif menjadi negatif  dalam 2 minggu pengobatan OAT

Intervensi        :
1.    Kaji kemampuan klien untuk mengeluarkan sekret atau batuk efektif, catat karakter, jumlah, warnasputum
2.    Ukur TTV
3.    Timbang BB
4.    Ajarkan cara latihan batuk efektif, buang sputum kedalam sputum pot
5.    Lakukan fisioterapi dada
6.    Berikan minum air hangat, berikan intake cairan 1500-2000 bila tak ada kontraindikasi
7.    Jelaskan tentang cara dan pentingnya minum obat OAT secara teratur sampai tuntas
8.    Kolaborasi medis :
Pemberian obat OAT
Pemberian obat ekspektoran/mukolitik, K/P  nebulizer

Implementasi   :
1.    Mengkaji kemampuan klien untuk mengeluarkan sekret atau batuk efektif, catat karakter, jumlah, warna sputum
2.    Mengukur TTV
3.    Menimbang BB untuk menentukan dosis OAT
4.    Mengajarkan cara latihan batuk efektif, buang sputum kedalam sputum pot
5.    Melakukan fisioterapi dada
6.    Memberikan minum air hagat, memberikan intake cairan 1500-2000 bila tak ada kontraindikasi
7.    Menjelaskan tentang pentingnya minum obat OAT secara teratur sampai tuntas
8.    Kolaborasi medis :
Memberikan obat OAT Kat I : H 300 / R 450 / P 750 / E 1000
Memberikan obat ekspektoran/mukolitik : Ambroxol 3x1 tab Po


Evaluasi           :

S :
·     Pasien mengatakan batuk berdahak sudah agak berkurang
O
·      Tampak lebih tenang, masih batuk berdahak, sputum berkurang
·      TTV : TD, RR, N, T, kesadaran CM
·      Saturasi oksigen 98% tanpa O2
·      Auskultasi : Ronkhi berkurang
A
 Bersihan alan napas tidak efektif teratasi sebagian
P
Lanjutkan intervensi no ........................
Cek sputum BTA post 2 minggu pemberian OAT
Cek lab darah ulang
Foto thorax ulang untuk melihat respon pengobatan OAT